Aceh merupakan satu provinsi di Indonesia yang terkenal
sampai ke negara-negara luar dengan kebudayaan dan adat istiadat serta pahlawan
yang tidak takut mati berjuang pada masa penjajahan. Aceh dikenal dengan banyak
julukan antara lain bumi serambi mekkah, tanah rencong juga termasuk salah satu
daerah yang di isimewakan di Indonesia.
Pahlawan
yang berasal dari Aceh memang banyak, namun yang mencuri perhatian banyak orang
tentang sejarah silam adalah mereka para pahlawan wanita yang tidak takut mati.
Empat pahlawan wanita yang berasal dari Aceh berparas cantik, pemberani dan
tidak takut mati menjadi pemimpin perang pada masa penjajahan :
1.
Cut
nyak Dien
Cut
Nyak Dien Merupakan pahlawan asal aceh yang berjuang melawan kolonia belanda. Cut
Nyak Dien terjun melawan penjajahan belanda disebabkan dendam atas kematian
suaminya. Cut NYak Dien Lahir di Lampadang, Kesultanan Aceh pada Tahun 1848 dan meninggal
pada tanggal 06 November 1908 yang bertempat di sumedang, Hindia belanda. Beliau
beragama Islam.
2.
Cut
Nyak Meutia
Cut
Nyak Meutia merupakan pahlawan yang Aceh yang menyongsong pasukan Belanda yang
dipimpin oleh Mosselman. Satu peluru di kepala dan dua di tubuhnya merubuhkan
wanita pemberani. Cut Nyak Meutia tangal 25 Oktober 1910 di hulu Sungai Peutoe
setelah pengejaran yang melelahkan oleh pasukan elit Belanda. Cut Muetia lahir
tahun 1870. Ayahnya bernama Teuku Ben Daud, seorang ulee balang Pirak yang setia terhadap Sultan
Aceh.
3.
Po Cut Baren
Pocut Baren lahir di Tungkop. Ia putri seorang ulee balang
Tungkop bernama Teuku Cut Amat. Po Cut Baren berjuang sejak muda dari tahun
1903 hingga tahun 1910. Po Cut Baren memimpin pasukannya di belahan barat
bersamaan dengan Cut Nyak Dien ketika masih aktif dalam perjuangan. Ia
telah mempersiapkan dirinya – bila kelak ditinggalkan oleh suaminya dan sudah
tahu apa harus diperbuat nantinya. Ketika suaminya tertembak Belanda, tidak
membuat Pocut Baren mundur. Semangatnya malah semakin menggebu.
4. Laksamana Malahayati atau “Keumalahayati”
4. Laksamana Malahayati atau “Keumalahayati”
Laksamana Malahayati merupakan seorang Laksamana (Panglima Perang) Kerajaan
Aceh. Laksamana Malahayati
merupakan figur yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa
Indonesia sendiri. Laksamana Malahayati
menjadi Panglima Angkatan Perang kerajaan Aceh pada masa
pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Kehebatannya memimpin sebuah
angkatan perang ketika itu diakui oleh negara Eropa, Arab, China dan India.
Namanya sekarang melekat pada kapal perang RI, KRI Malahayati.