Terinspirasi dari seorang wanita yang setiap harinya bekerja sebagai pemulung, dengan kulit yang kusam, hitam, tua, dia terus bekerja setiap harinya hanya untuk bertahan hidup. Tidak ada hujan, tidak ada angin tidak ada panas teriknya matahari baginya. Dengan ditemani seorang putrinya yang cacat mental, dengan kasih sayang terpampang jelas dimuka umum, dipeluk buah hatinya sambil berjalan mendorong gerobak, dicium, dan sesekali tertawa bersama, seakan hidup mereka sangat bahagia.
Botol miniman dikumpulkan satu persatu, kadang ada belas kasih dari orang yang melihat mereka memberikan makanan, uang, dengan rasa iba dan menitikan air mata.
Satu hal yang semua orang salut terhadap ibu pemulung itu, dia miskin, dia dianggap hina, tapi tidak pernah satu haripun beliau mengemis dan meminta-minta. Kalau orang mau memberi dia akan menerima dan bersyukur, dan tidak pernah sekalipun beliau memanfaatkan kondisi anaknya yang cacat untuk mengemis.
Wahai engkau para dermawan, wahai engkau para pejabat, wahai engkau para pemimpin, wahai kita orang-orang mampu, cobalah untuk melihat mereka yang berada disekeliling kita, yang memang berhak untuk dibantu.
Ingatkah kalam Allah dalam Surah bani israil ayat 29 yang menjelaskan
"Dan jangan kamu jadikan tanganmu terbelenggu kepada lehermu (kikir), dan jangan pula kamu mengulurkannya dengan sehabis-habis uluran (terlalu pemurah), maka kamu akan menjadi tercela dan menyesal".
Kita dianjurkan untuk memberi kepada mereka yang berhak menerima, dan Allah tidak menyuruh kita untuk memberikan semua yang kita miliki, tapi seikhlasnya saja.
Karena itu merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan. Jangan di perbudak oleh harta sehingga kita lupa bersyukur.
Allah memberikan kita umur, pekerjaan, jabatan, apakah kita lupa bahwa kita dapat memiliki semua itu karena kehendak Allah.
Dalam surat Ar-Rahman berulang kali kita diingatkan dengan ayat yang sama yang bunyinya:
"Fabiayyialaa irabbikuma tukazziban" yang artinya Nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan.
Seorang wanita, anaknya yang cacat, pekerjaannya hanya memulung, tapi beliau tetap bersyukur, saking bersyukurnya beliau lebih memilih jadi pemulung dari pada pengemis. Sedangkan berbagai kelebihan Allah berikan kepada kita, kita masih berat untuk sedikit membantu orang yang berhak menerimanya. Apakah kita tidak malu, dimanakah hati kita ?
Perbanyaklah bersedekah, karena dengan bersedekah harta mu akan bertambah. Kelebihan yang kita miliki itu hanya titipan yang dapat Allah ambil hanya dalam hitungan detik. Jika Allah berkehendak "jadi.. Maka jadilah".